PACITAN- Hari Pariwisata Sedunia dirayakan dengan cara berbeda. Di Pacitan, puluhan kelompok seniman dan warga membuat aksi unik. Yakni memungut sampah di pantai dan merangkainya menjadi karya seni.
Acara bertajuk ‘From Resak to Resik’ itu berlangsung seru. Seluruh rangkaian agenda yang dirangkaikan Hari Olahraga Nasional (Haornas) berlangsung sehari penuh. Hingga menjelang pukul 16.00 WIB ratusan karya terkumpul untuk dinilai.
“Kita bagaimana bisa berkreasi dengan memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar Pantai Pancer ini yang orang anggap itu sampah,” kata Ketua Dewan Kesenian Pacitan, Khoirul Amin, Rabu (27/9/2023) sore.
Misi awal kegiatan, lanjut Khoirul, adalah membersihkan pantai dari cemaran sampah. Di sisi lain bahan yang diambil tak sekadar dikumpulkan dan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kecuali dibikin kreasi.
Dengan usaha itu ada manfaat ganda yang didapat. Termasuk diantaranya memberi nilai tambah dengan menyulap sampah menjadi kriya maupun seni instalasi yang lain.
“Wujud (karya) nya seperti apa ya tergantung kreativitas teman-teman peserta. Intinya dari barang yang tidak berguna bisa dimanfaatkan untuk menjadi barang yang berguna dan memiliki nilai,” paparnya.
Pantauan di lokasi, di antara bahan yang digunakan peserta membikin karya antara lain mengomel kayu, styrofoam, maupun barang-barang berbahan plastik. Sebagian besar karya berupa seni instalasi, namun ada beberapa yang mengambil tempat swafoto dan patung dari pasir.
Beragam bentuk binatang pun tercipta dari bahan-bahan yang dirangkai sedemikian rupa. Seperti bentuk burung, ikan, gapura, serta pola 3 dimensi lain yang bersifat abstrak.
“Nanti hasil (karya) peserta akan dipajang di sepanjang pantai ini,” jelas Amin.
Supriyadi, seorang seniman menjelaskan dirinya bersama 3 orang anggota grup memilih pangkal pohon sebagai bahan baku karya. Dengan memanfaatkan bahan lain berupa sabut kelapa dan bambu, kelompok bernama ‘Njlimet’ juga membuat bentuk binatang semut.
Tiruan binatang-binatang itu juga ditata sedemikian rupa. Saat karya selesai dibuat, yang tampak adalah komposisi mirip kawanan semut yang tengah bergotong-royong mengangkat makanan.
“Konsep kita itu gotong royong. Kita lambangkan semut yang membawa makanan bersama-sama. Bahannya dari limbah kayu sama sepet (sabut),” papar Supriyadi yang sehari-hari menekuni dunia lukis bakar.
Apresiasi juga datang dari Bupati Indrata Nur Bayuaji. Orang nomor 1 di Kota 1001 Gua itu pun mengaku terkesan dengan karya para peserta. Di sisi lain dirinya juga menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya acara langka itu.
Pantai yang bersih tentu membuat wisatawan nyaman berkunjung. Hal itu menjadi modal dasar dunia pariwisata selain keindahan panorama alam Pacitan yang sudah sangat dikenal wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
“Jadi 2 kegiatan yang diselenggarakan hari ini saling mendukung satu sama lain, yaitu Haornas dan Hari Pariwisata Sedunia. Keindahan Pacitan diakui semua orang, ditambah lagi dengan kreasi para seniman serta olahraga minat khusus,” kata Mas Aji saat mendarat di Pantai Pancer usai bermain paralayang dari Bukit Sentono Gentong.