Pacitan, 12 Desember 2024 – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Pacitan kembali menggelar Musyawarah Cabang ke-8 dengan tema “Satukan Langkah dalam Transformasi Kesehatan untuk Penguatan Pelayanan Kebidanan Berkesinambungan Berbasis Bukti”. Acara ini digelar di Rumah Makan Sehat JLS Pacitan dan dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari pengurus cabang, perwakilan ranting, koordinator puskesmas, serta utusan dari berbagai elemen kesehatan di Kabupaten Pacitan.
Musyawarah Cabang (Muscab) ini merupakan forum tertinggi dalam organisasi IBI di tingkat kabupaten. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memilih pengurus cabang yang baru dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya. Selain itu, Muscab juga menjadi ajang konsolidasi organisasi dan perencanaan strategis untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.
Menghadapi Tantangan Kesehatan di Kabupaten Pacitan
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Muscab IBI Pacitan menekankan pentingnya forum ini untuk memastikan organisasi IBI tetap solid dan siap menjalankan misi utama di bidang kesehatan. Dalam Muscab kali ini, disampaikan pula data terkini terkait indikator kesehatan di Kabupaten Pacitan, yang mencatatkan angka kematian ibu sebesar dua kasus dan angka kematian bayi (AKP) sebanyak 48 kasus.
Angka kematian ibu yang rendah ini menjadi salah satu capaian positif, namun tantangan besar justru terletak pada angka stunting yang masih cukup tinggi, yaitu 20,9%. Kabupaten Pacitan saat ini menempati peringkat ke-29 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dalam hal angka stunting. Ini menjadi fokus utama yang harus segera diatasi melalui kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat.
Peran Bidan dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan
Selain membahas data kesehatan, Muscab juga menjadi ajang untuk mendorong peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, khususnya bidan. Dr. Hj. Siti Maimunah, S.Pd., SST., Bdn., M.Mkes., M.Keb., Ketua PD IBI Jawa Timur, dalam sambutannya menekankan pentingnya pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kesehatan. Menurutnya, dengan adanya Surat Tanda Registrasi (STR) baru yang memiliki berbagai level kompetensi, bidan dapat lebih terstruktur dalam meningkatkan kemampuan profesional mereka.
Dr. Hj. Siti Maimunah menambahkan, “Pendidikan bagi bidan harus menjadi prioritas. Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki, semakin besar pula kepercayaan diri dalam memberikan pelayanan terbaik, terutama di era digital ini.”
Komitmen untuk Meningkatkan Human Development Index
Selain itu, Ketua IDI Jawa Timur juga menekankan bahwa pembangunan Human Development Index (HDI) suatu daerah bergantung pada tiga pilar utama: kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Ia berharap, dengan peningkatan kualitas pendidikan bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan, Kabupaten Pacitan dapat berperan lebih besar dalam meningkatkan HDI dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Bidan Sebagai Profesi yang Dihormati
Di sisi lain, Ketua IBI Kabupaten Pacitan Terpilih, Hermin Sulistyowati, mengajak seluruh anggota bidan untuk terus berusaha menjadikan profesi mereka lebih dihargai dan diakui. “Kami berharap agar bidan-bidan di Pacitan dapat bergerak maju, dari sekadar vokasi menjadi sebuah profesi yang dihormati dan diakui,” ujarnya.
Hermin menegaskan pentingnya kolaborasi antara bidan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mengatasi tantangan kesehatan, terutama dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta stunting. “Ini adalah pekerjaan rumah kita bersama, dan kami yakin dengan dukungan semua pihak, kami dapat mencapainya.”
Melangkah Maju dengan Pendidikan dan Kolaborasi
Melalui Musyawarah Cabang ke-8 ini, IBI Kabupaten Pacitan berharap dapat memperkuat komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas layanan kebidanan dan kesehatan masyarakat di Kabupaten Pacitan. Dengan kolaborasi yang lebih solid, peningkatan pendidikan bagi tenaga kesehatan, serta penguatan pelayanan berbasis bukti, transformasi kesehatan di Kabupaten Pacitan dapat terwujud.