PACITAN – Musim penghujan dimanfaatkan oleh sejumlah warga di Kabupaten Pacitan berburu ikan sidat. Seperti yang dilakukan oleh warga Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan. Bertempat di bantaran sungai Grindulu, setiap sore belasan hingga puluhan warga terlihat memancing ikan yang memiliki nama ilmiah Anguilliformes.
“Ikan ini sering muncul saat musim penghujan karena kondisi sungai yang keruh, dan biasanya kita berangkat pukul 15.00 WIB sampai menjelang petang, ” terang Suntoro warga setempat.
Mayoritas peralatan yang digunakan oleh warga untuk berburu ikan sidat hampir sama seperti memancing ikan pada umumnya. Hanya saja piranti yang digunakan lebih besar, karena ikan air tawar ini juga terkenal dengan tarikannya yang cukup kuat. “Kalau piranti hampir sama sih, hanya saja lebih besar, dan untuk umpan kalau warga sini biasanya pakai cacing tanah dan kepiting atau yuyu gembur (istilah jawa), ” tambahnya.
Memancing ikan sidat termasuk gampang-gampang susah. Pemancing harus paham benar titik spot yang digemari oleh ikan sidat. Diantaranya aliran air sungai yang tidak terlalu deras, dan dibawah rimbunan pohon bambu ataupun tumbang yang berada disungai. “Tidak pasti untuk hasil tangkapan, kadang dapat 3 ekor, kadang 1, bahkan kadang juga tidak dapat, ” paparnya.
Perburuan ikan sidat oleh warga ini, karena selain dagingnya yang lezat, ikan sidat juga memiliki banyak manfaat. Diantaranya mengandung protein yang tinggi dan rendah lemak. Protein tersebut dapat membantu produksi insulin dan menjaga kadar gula darah dalam tubuh. “Dari kandungan tersebut ikan sidat dapat mengurangi kemungkinan terkena diabetes tipe apapun, terutama diabetes tipe-2, serta baik untuk pertumbuhan anak, ” katanya.
Selain dikonsumsi, meningkatnya perburuan sidat saat musim penghujan, karana ikan ini juga memiliki nilai ekonomis dipasaran. Dimana ikan sidat segar bisa dibandrol ratusan ribu per ekor, tergantung besar dan berat ikan. ” Ya lumayan, untuk berat 1 kg bisa dibeli dengan harga Rp 200 ribu – Rp 300 ribu,”pungkasnya. (Edwin Adji)