PACITAN- Inklusivitas dalam Pemilihan Umum menjadi isu yang kerap dibahas. Salah satunya menyangkut peran penyandang disabilitas dalam pesta demokrasi. Tak sebatas memiliki hak pilih, mereka juga diharapkan terlibat aktif dalam penyelenggaraan maupun pengawasan.
Minat penyandang disabilitas pun terlihat saat mereka mengikuti kegiatan ‘Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan Komunitas Disabilitas’. Sedikitnya 30 orang hadir dalam acara yang berlangsung sehari di Balai Kelurahan Baleharjo, Jl Gatot Subroto.
“Inisiatifnya dari HPDP (Himpunan Penyandang Disabilitas Pacitan) melalui teman- teman pendamping dari Karang Taruna. Kami hanya memfasilitasi,” ucap Komisioner Bawaslu Pacitan, Agus Harianto berbincang dengan detikJatim, Kamis (26/10/2023) siang.
Agus menjelaskan topik pelatihan seputar menulis di media sosial. Berbekal keterampilan yang didapatnya, penyandang disabilitas diharapkan ikut berpartisipasi aktif memantau tahapan pemilu. Di sisi lain aspirasi mereka dapat tersampaikan dengan menempelkannya di dinding medsos.
Pantauan detikJatim, selama kegiatan para peserta tampak antusias. Beragam pertanyaan pun bermunculan saat dibuka forum diskusi. Mulai dari tata cara penulisan dan menggali keterangan, hingga kiat menyikapi krisis ide saat sedang menulis.
“Seringnya kalau pas nulis gitu tiba-tiba nge-blank, terus berhenti. Nah, kalau mau meneruskan lagi arahnya (tulisan) jadi kemana-mana,” keluh Asung Santiaji (32), warga Kecamatan Kebonagung.
Pria yang mengaku sering menulis artikel itu kerap mengalami gejala serupa saat menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Padahal, lanjut Asung, keinginan untuk berkarya sangatlah besar. Oleh karena itu dia menyambut baik pelatihan yang digelar bersama Karang Taruna.
Peserta lain bernama Untung (42) menanyakan teknik efektif untuk menggali informasi. Di sisi lain mereka bukanlah wartawan yang harus melakukan wawancara dengan nara sumber. Karakteristik model tulisan di medsos juga menjadi materi lain yang ditanyakan.
“Kalau wartawan kan bisa tanya ke nara sumber. Lah kalau kita ini apakah boleh mengutip dari buku atau sumber lain?” tanya Untung yang juga memiliki hobi nge-break (saling bertukar informasi melalui radio komunikasi) itu.
Semua pertanyaan direspons nara sumber dengan penjelasan detail. Jurnalis sebuah media daring nasional itu juga berbagi kiat membangkitkan ide saat kehilangan ide. Yaitu dengan istirahat sesaat, menarik napas panjang, dan sementara mengalihkan perhatian dari layar gawai.
Ikhwal bentuk penulisan di medsos juga cenderung berbeda dengan berita pada umumnya. Yang terpenting, lanjut nara sumber tersebut, tetap mengedepankan etika dan tidak berpotensi mendikreditkan seseorang.
“Setelah ini kami ada rencana sowan ke KPU kaitannya memastikan adanya fasilitasi bagi para penyandang disabilitas. Sehingga hak-hak mereka sebagai warga terjamin dalam rangka memberikan suara pada pemungutan suara,” papar Tyan, pengurus Karang Taruna Kabupaten Pacitan sekaligus pendamping kelompok disabilitas.
Reporter : Edwin Adji