PACITAN-Kecamatan Nawangan merupakan wilayah yang dinobatkan sebagai kawasan agropolitan oleh pemerintah. Roadmap pengembangan wilayah yang terkenal dengan tarian Kethek Ogleng ini tertuang dalam rencana pembangunan jangka panjang daerah tahun 2005-2025. Berbagai komoditas pertanian telah lama menjadi sumber penghasilan masyarakat, salah satunya kopi robusta.Potensi ini pun dilirik oleh jajaran managemen PT. PLN Nusantara Power Unit Pembangkit Pacitan.
Minggu,18 Agustus 2024 perusahaan pembangkit listrik yang beroperasi di Kecamatan Sudimoro ini, menyalurkan ratusan kilogram pupuk organik berbahan limbah batubara. Sebelum bertemu dengan para petani, jajaran managemen PLN NP UP Pacitan terlebih dahulu menikmati pemandangan asri dikawasan itu, dengan bersepeda. Sembari menengok potensi agropolitan, yang secara khusus direncakan oleh pemerintah sebagai cara mengatasi ketimpangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Pupuk hasil inovasi pt pln unit pembangkitan (UP) Pacitan, yang dinamai KF50 menjadi sarana baru untuk meningkatkan kapasitas panen dan menekan ongkos produksi pertanian kopi. Pupuk KF50 adalah campuran dari 50% limbah FABA (fly ash and bottom ash) dan 50% bahan organik.
Senior manager PLN UP Pacitan, Abdi Nafi mengatakan, pupuk KF50 telah teruji secara ilmiah mampu meningkatkan kesuburan tanaman. Terutama, pada komoditas perkebunan dan tanaman ladang. Pemberian pupuk secara cuma-cuma ini, merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan pembangkit listrik berkapasitas 2×315 mega watt tersebut. “Ini merupakan agenda kami dalam program TJSL untuk membantu para petani, dan pupuk ini juga sudah teruji secara ilmiah dalam meningkatkan kesuburan tanah,” katanya.
Sementara perwakilan kelompok petani kopi robusta nawangan Wahyu Dayun mengaku, punya harapan besar dengan adanya pupuk organik KF50. Pasalnya, petani kopi di wilayah ini kerap kesulitan akibat kelangkaan pupuk yang kerap terjadi. Disisi lain, pertanian kopi yang menjadi sumber penghasilan warga tersebut membutuhkan perawatan berkala dengan pemberian pupuk.
“Sangat terbantu sekali, apalagi kadang kami dihadapkan dengan kelangkaan pupuk, sehingga harapanya dengan bantuan pupuk ini tanaman kopi kami yang menjadi sumber penghasilan warga disini nantinya bias subur dan berbuah banyak,” jelasnya.
Muhamad Riskika, salah satu pegiat kopi yakin tanaman yang dinikmati hampir semua kalangan ini, punya pasar yang prospektif. Namun para petani memerlukan inovasi, untuk menjaga stabilitas panen. salah satunya, dengan memakai pupuk organik hasil olahan limbah batu bara. Strategi menekan ongkos produksi dengan cara mengurangi pemakaian pupuk kimia, diharapkan membuat harga kopi dikalangan petani stabil.
“Tentu dengan pupuk KF50 ini akan mengurangi penggunaan pupuk kimia, sehingga harga kopi dikalangan petani dapat stabil, “terangnya.
PLN UP Pacitan berharap, adanya feedback dari para petani kopi terkait hasil lapangan dari pengaplikasian pupuk KF50, agar selanjutnya bisa dilakukan pengukuran dan evaluasi. Perusahaan pembangkit listrik yang beroperasi di Kecamatan Sudimoro ini membuka kesempatan bagi kelompok tani yang ingin mengakses CSR pupuk gratis KF50. (JTV)