PACITAN,kabarpacitan.net- Upaya untuk memenangkan hati rakyat Pacitan terus dilakukan tanpa kenal lelah. Tim relawan Indrata Nur Bayuaji – Gagarin tak berhenti menyapa masyarakat pedesaan. 

Seperti yang dilakoni Wakil Koordinator Penggalangan Massa Rudi Handoko di Kecamatan Tulakan. Dia tampak membagikan kaos kampanye Nyawiji-Sumrambah pada warga yang beraktivitas di tengah sawah. 

Sembari meyakinkan warga untuk memilih Aji-Gagarin, Rudi sekaligus menyerap harapan dan aspirasi masyarakat. Salah satu yang dikeluhkan petani adalah ketersediaan pupuk bersubsidi.

“(Pembagian kaos) itu di Desa Nglaran. Kami bersilaturrahmi dan menggalang dukungan  untuk memilih Mas Aji dan Pak Gagarin. Yang jelas mereka antusias tetapi ada aspirasi terkait pupuk,” kata Rudi melalui pesan singkat.

Anggota Komisi II DPRD Pacitan yang membidangi pertanian itu menjelaskan persoalan sulitnya mendapat pupuk bersubsidi dialami sebagian petani di hampir seluruh desa di Tulakan. Umumnya mereka belum tergabung dalam kelompok tani penerima pupuk subsidi. 

“Masalahnya mereka belum terdaftar dalam kelompok tani sehingga belum menerima kartu sebagai syarat mendapatkan pupuk bersubisidi. Hanya itu saja. Kalau untuk dukungan Insya Allah mereka bersama kita,” terang Rudi.

Pada waktu berbeda, Cabup Pacitan Aji sudah menyampaikan bahwa kelangkaan pupuk pada musim tanam perlu mendapat perhatian. Dia pun akan mengurai permasalahan secara komperhensif.

“Kita harus merunut dulu ke kelompok tani dan kebutuhan pupuk yang benar-benar real di Pacitan. Itu yang pertama data harus update pemegang kartu tani juga harus tepat sasaran,” ujar Aji usai kampanye di Desa Sirnoboyo Minggu (15/11) kemarin.

“Kemudian yang kedua komunikasi artinya kita tidak boleh menunggu bola kita harus menjemput bola ke provinsi maupun pusat untuk menarik pupuk tepat waktu karena kebutuhan di Pacitan ini menurut laporan (Dinas Pertanian) tidak kekurangan,” tambahnya.

Pengawasan terhadap penyaluran pupuk bersubsidi menurut Aji juga sangat penting. Pendistribusian yang tepat sasaran disebut akan meminimalisir keluhan masyarakat soal kelangkaan pupuk.

“Yang ketiga kami akan bekerjasama dengan pihak-pihak lain seperti APH (Aparat Penegak Hukum), DPRD untuk melakukan pengawasan dan memastikan penyaluran pupuk tepat waktu dan tepat sasaran,” jelas Aji.

Aji juga merencanakan program jangka panjang dalam penggunaan pupuk organik hasil pengolahan masyarakat. Pupuk kompos itu katanya mempunyai kualitas yang tak berbeda jauh dengan pupuk kimia.

“Untuk jangka panjangnya nanti kita akan mensosialisasikan penggunaan pupuk organik. Sebenarnya pupuk organik ini lebih baik dari pupuk kimia, hanya saja membutuhkan waktu yang lama untuk menikmati hasil. Kita lihat hasil dari pupuk organik ini lebih mahal daripada yang pupuk kimia jadi jangka panjangnya ke arah sana,” pungkas Aji.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *