Sabtu (13/09/2025), PLN Nusantara Power Unit Pembangkit Pacitan bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Agung Mulia Pacitan, Dinas PPKB & PPPA Kabupaten Pacitan dan Mahasiswa Capstone IPB University telah melaksanakan kegiatan pendampingan orang tua yang merupakan sub Program TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak) dengan tema “Anak Ceria, Orang Tua Tenang: Pola Asuh Sehat untuk Tumbuh kembang Anak yang Ceria” yang berlokasi di Tempat Penitipan Anak (TPA) Az-Zahra Pacitan. Kegiatan ini dihadiri oleh para orang tua atau wali dari peserta didik TPA Az-Zahra sejumlah 15 orang. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi yang diisi materi oleh dua orang narasumber.

Narasumber pertama yakni ibu Erna Nurhidayati, SKM, MM selaku Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Dinas PPKB dan PPPA Kab. Pacitan. Materi yang disampaikan terkait dengan Pola Asuh Sehat untuk Tumbuh Kembang Anak. Dalam materinya, Ia menyampaikan pentingnya pengasuhan anak yang responsif dengan menggabungkan 3 prinsip dasar ASIH, ASAH, ASUH, serta menerapkan pendekatan positif dan demokratis untuk memberikan hasil pengasuhan yang terbaik untuk anak. “Anak tidak membutuhkan pengasuh yang sempurna, tetapi pengasuh yang cukup responsif untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,” ujar Ibu Erna di akhir penyampaian materi.

Pada paruh kedua acara, narasumber kegiatan ini diisi oleh Dr. Rois Nahdhuddin selaku dokter umum dari Rumah Sakit Agung Mulia Kabupaten Pacitan yang membawa materi terkait “Pengaruh Toxic Parent & Hyper Parenting terhadap Pembentukan Karakter Anak”. Pemaparan materi ini dimulai dengan menunjukkan study case konten media sosial yakni melihat perbandingan model gentle parenting oleh Nikita Willy dan otoriter parenting oleh Lek Damis yang memiliki keterkaitan akan perkembangan otak dan pertumbuhan anak di masa depan. Dr. Rois juga menjelaskan berbahayanya menjadi toxic parents yang dapat berujung pada hyper parenting, yaitu jenis model parenting yang menekankan akan kontrol mutlak atas anaknya. Berbagai dampak hyper parenting juga disebutkan oleh Dr. Rois, seperti kemungkinan anak yang dididik dengan gaya parenting ini lebih rentan sakit secara mental, seperti depresi serta mampu berujung kepada hubungan yang lebih kaku dengan orang tua.

 

Berdasarkan data yang diperoleh dalam kegiatan Tamasya, didapat hasil pretest dari 12 orang dengan capaian nilai yang cukup beragam. Sebanyak 25% peserta memperoleh nilai 6, sementara 25% lainnya mendapat nilai 7, terdapat 16,7% mendapat kategori 8, disisi lain 25% peserta berhasil mencapai kategori 9, adapun peserta yang berhasil mendapatkan nilai sempurna 10 yakni 8.3%. Secara keseluruhan pemahaman yang didapat di kegiatan penyuluhan ini terbilang cukup baik terhadap materi, meskipun perlu ada peningkatan agar seluruh peserta mendapatkan nilai yang lebih optimal untuk pembelajaran selanjutnya.

 

Hasil post test memperlihatkan adanya peningkatan capaian nilai peserta setelah mengikuti kegiatan penyuluhan. Distribusi nilai menunjukkan bahwa 8.3% peserta memperoleh nilai 6, 25% peserta memperoleh nilai 7, dan 16,7% peserta berada kategori nilai 8. Mayoritas peserta berhasil mendapatkan 41.7% mendapatkan nilai 9 dan 8.3% peserta mencapai nilai sempurna 10. Hasil ini mencerminkan peningkatan pemahaman peserta dibandingkan hasil pretest untuk pemahaman peserta. Kegiatan penyuluhan ini terbukti efektif dan optimal dalam meningkatkan pemahaman orangtua di acara kegiatan Tamasya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *